Jumat, 21 November 2008

Sansevieria untuk semua....


Pada zaman dahulu, orang memanfatkan daun sansevieria sebagai penghasil serat, yakni untuk membuat tali anyaman, jangkar kapal dan kain. Namun sejak awal abad ke-19, sansevieria dianggap sebagai komoditas tanaman hias yang penting di dunia. Bentuk dan corak daunnya yang indah dan sangat beragam ternyata mampu memikat hati para penggemar tanaman hias.

Sansevieria adalah tumbuhan yang tumbuh menahun (perennial). Meskipun bukan tanaman asli Indonesia, sansevieria ini telah ada sejak puluhan tahun lalu. Pada awalnya, sansevieria yang dikenal secara luas adalah jenis ‘ceylon bowstring hemp’ (sansevieria trifasciata ‘lorentii mein liebling’), yang banyak menghasilkan serat rami. Mengingat kualitas serat yang baik, maka tumbuhan ini dibudidayakan.

Saat ini sansevieria telah berkembang menjadi komoditas yanng sangat penting dalam bisnis tanaman hias dunia. Sejak abad ke-19, sekitar tahun 1920-an tanamn sansevieria sudah menjadi komoditas dagang di Amerika, terutama di Florida. Di sana sansevieria populer sabagai indoor plant. Sekitar 1930-an, demam sansevieria mewabah ke benua Eropa.



A. Klasifikasi Tanaman

Sansevieria mempunyai banyak nama. “Lidah mertua (mother-in law tongue)” merupakan julukan yang kerap diberikan pada tanaman tak berdahan ini. Ada juga yang menamainya “tanaman pedang-pedangan” karena bentuk daunnya yang runcing menyerupai pedang. Beberapa yang lain menyebutnya “tanaman ular” (snake plant) karena pada beberapa jenis coraknya menyerupai sisik ular.

Para ahli biologi menjuluki tanaman sansevieria sebagai tanaman perintis karena mampu hidup di tempat yang tidak bisa di tumbuhi tanamn lain. Julukan-julukan lainnya adalah “century plant”, “lucky plant”, “the devil luck”, “judas sward”, dan “african’s devil”. Nama “sansevieria merupakan bahasa latin untuk genus yang terdiri dari beragam spesies.

Dalam ilmu taksonomi yang membagi makhluk hidup ke dalam lima kerajaan (Kingdom), tanaman sansevieria diklasifikasikan ke dalam famili Agavaceae (century plant) yang umumnya mempunyai daun berdaging tebal dan banyak mengandung air.

Klasifikasi sansevieria secara lengkap sebagai berikut.

Level Hirarki Latin Indonesia
Kingdom Plantae Tumbuhan
Subkingdom Tracheobionta Tumbuhan berpembuluh
Superdivisi Sprematophyta Tumbuhan berbiji
Divisi Magnoliopyhta Tumbuhan berbunga
Kelas Liliopsida Monokotil (berbiji tunggal)
Subkelas Liliidae -
Ordo Liliales -
Famili Agavaceae -
Genus Sansevieria Thunb. Sansevieria
Spesies Misa,Sansevieria trifasciata, Sansevieria cylindrica, dan Sansevieria kirkii -



B. Mengenal Bagian-bagian Tanamn Sansevieria

a. Akar

Lazimnya tumbuhan berbiji tunggal (monokotil), akar sansevieria berbentuk serabut. Akar berwarna putih ini tumbuh dari bagian pangkal daun dan menyebar ke segala arah di dalam tanah

b. Rimpang (Rhizoma)

Selain terdapat akar juga terdapat organ yang menyerupai batang, orang menyebut organ ini sebagai rimpang atau rhizoma yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sari-sari makanan hasil fotosintesis. Rimpang juga berperan dalam perkembang biakan.Rimpang menjalar di bawah dan kadang-kadang di atas permukaan tanah. Ujung organ ini merupakan jaringan meristem yang selalu tumbuh memanjang.

c. Daun

Tanaman sansevieria mudah dikenal dari daunnya yang tebal dan banyak mengandung air (fleshy dan succulent) sehingga dengan struktur daun seperti ini membuat sansevieria tahan terhadap kekeringan. Pasalnya, proses penguapan air dan laju transpirasi dapat ditekan. Daun tumbuh di sekeliling batang semu di atas permukaan tanah. Bentuk daun penjang dan meruncing pada bagian ujungnya. Tulang daun sejajar. Pada beberapa jenis terdapat duri.

d. Bunga

Bunga sansevieria terdapat dalam malai yang tumbuh tegak dari pangkal batang. Bunga sansevieria termasuk bunga berumah dua, putik dan serbuk sari tidak berada dalam satu kuntum bunga. Bunga yang memiliki putik disebut bunga betina, sedangkan yang memiliki serbuk sari disebut bunga jantan. Bunga ini mengeluarkan aroma wangi, terutama pada malam hari.

e. Biji

Biji dihasilkan dari pembuahan serbuk sari pada kepala putik. Biji memilki peran penting dalam perkembangbiakan tanaman. Biji sansevieria berkeping tunggal seperti tumbuhan monokotil lainnya. Bagian paling luar dari biji berupa kulit tebal yang berfungsi sebagai lapisan pelindung. Di sebalah dalm kulit terdapat embrio yang merupakan bakal calon tanaman.



C. Lingkungan Tumbuh Sansevieria

a. Suhu Lingkungan

Di habitat aslinya, sansevieria terbiasa dengan perbedaan suhu yang ekstrem. Pada siang hari suhunya sangat tinggi, bisa mencapai 55?C. Sebaliknya pada malam hari suhu turun hingga di bawah 10?C. Suhu optimum untuk pertumbuhan tanaman ini adalah 24-29?C pada siang hari dan 18-21?C pada malam hari.

Suhu udara sangat erat kaitannya dengan laju penguapan dari jaringan tumbuhan ke udara. Semakin tinggi suhu udara, maka laju transpirasi akan semakin tinggi. Jika suhu berada di bawah batas toleransi, kegiatan metabolisme tumbuhan akan terganggu atau malah terhenti.

b. Curah Hujan dan Kelembapan Udara

Daerah gurun yang merupakan asal sansevieria umumnya curah hujan rendah dengan jumlah bulan hujan sangat singkat. Curah hujan biasanya tidak lebih dari 250mm/tahun. Ditambah dengan suhu siang hari yang sangat panas menyebabkan daerah ini sangat kering. Pasalnya, penguapan lebih tinggi daripada curah hujan. Hal inilah yang menyebabkan tanaman ini tahan hidup di lingkungan dengan kelembapan yang sangat rendah.

c. Cahaya

Semua tumbuhan hijau membutuhkan cahaya matahari untuk mensintesis makanan. Sansevieria membutuhkan cahaya matahari yang cukup (1.000-10.000 fc) untuk menjamin pertumbuhan yang baik. Meskipun di habitat aslinya tumbuhan ini hidup dengan cahaya matahari yang berlimpah, sansevieria mempunyai toleransi yang tinggi terhadap lingkungan yang kekurangan cahaya. Tanaman ini akan melambat pertumbuhannya jika diletakkan di ruangan dengan pencahayaan kurang dari 15fc.

Ada dua jenis sansevieria berdasarkan kebutuhannya terhadap cahaya matahari. Pertama, jenis sansevieria yang membutuhkan cahaya matahari penuh atau full sun. Misalanya, Sansevieria cylindrica, Sansevieria liberica, Sansevieria trifaciata. Kedua, jenis sansevieria yang menghendaki cahaya matahari yang tidak langsung atau tipe shade. Tanaman ini tumbuh baik di tempat yang ternaungi. Sansevieria yang masuk dalam katagori ini umumnya berdaun kuning, misalnya Sansevieria hyacinthoides dan jenis ‘hahnii’.

d. Kondisi Tanah

Tanah gunrun sangat porus. Butirannya banyak mengandung pori-pori udara dan mudah sekali meloloskan air. Umumnya, tanah di lingkungan tersebut didominasi oleh tanah pasir dengan campuran jenis lain. Oleh karena itu, akar tanaman sansevieria sangat membutuhkan tanah yang tidak terlalu lembab dan beraerasi baik.



D. Kegunaan Sansevieria

a. Bahan Serat

Salah satu nama yang diberikan kepada sansevieria adalah “bowstringhemp” yang berarti serat yang digunakan untuk mengikat. Hal ini beralasan, karena daun tumbuhan ini dahulunya sering dijadikan sebagai pengikat. Serat daunnya panjang, mengkilap, kuat, elastistis dan tidak merapuh meskipun terkena air. Karena keunggulan sifat-sifat serat daun sansevieria digunakan sebagai bahan baku pakaian. Beberapa negara seperti Cina, dan Selandia Baru membudidayakan sansevieria sebagai bahan baku serat pada industri tekstil. Jenis yang biasa ditanam untuk keperluan ini di antaranya Sansevieria cylindrica ‘aethiopica’, Sansevieria kirkii ‘perinii’, Sansevieria trifasciata ‘lorentii mein liebling’, dan Sansevieria zeylanica.

b. Obat Tradisional

Di daerah Afrika, sansevieria telah lama digunakan oleh penduduk lokal sebagai penghalau racun akibat gigitan ular dan serangga. Di beberapa daerah Asia, getah tumbuhan ini digunakan sebagai cairan antiseptik dan daunnya digunakan untuk membalut luka pada tindakan P3K.

Bagi penderita diabetes, daun tanaman ini bisa menjadi obat alternatif. Jenis yang digunakan adalah Sansevieria trifasciata ‘lorenttii’. Cara penggunaaanya, beberapa lembar daun dipotong-potong dan direbus dengan tiga gelas air hingga mendidih dan tersisa satu gelas. Sisa air ini kemudian diminum kepada penderita. Dengan cara yang sama, ramuan ini juga sering digunakan oleh penderita ambeien.

c. Antipolusi

Di dalam tiap helai daun sansevieria terdapat senyawa aktif pregnane glykoside, yaitu zat yang mampu menguraikan zat beracun menjadi senyawa asam organik, gula, dan beberapa senyawa asam amino. Beberapa senyawa beracun yang bisa diuraikan oleh tanaman ini diantaranya kloroform, benzen, xilen, formaldehid, dan triklorotilen. Kloroform adalah senyawa beracun yang menyerang sistem saraf manusia, jantung, hati, paru-paru, dan ginjal, melalui sistem pernafasan dan sirkulasi darah.

Kemampuan sansevieria untuk meymenyerap racun membuatnya akrab dalam penghijauan lingkungan. Di jalur hijau, tanaman ini dimanfaatkan untuk menyerap racun asap buangan kendaraan dari knalpot. Sementara itu sebagai tanaman hias indoor, sansevieria bisa menangani sick building syndrome, yaitu keadaan ruangan yang tidak sehat akibat tingginya konsentrasi gas karbondioksida, zat nikotin dari asap rokok, dan penggunaaanAC dalam ruangan. Satu tanaman sansevieria trifasciata ‘lorentii’ dewasa berdaun 4-5 helai dapat menyegarkan kembali udara dalam ruangan seluas 20m2.

Dengan kemampuan ini pula, ibu rumah tangga yang sering beraktivitas di dapur bisa memetik manfaat dari tanaman sansevieria. Peletakan sansevieria di dapur dapat menyegarkan udara dengan menyerap gas karbondioksida dan monoksida sisa pembakaran dari kompor.

Mari Mengenal Sakura!


Sakura (桜, 櫻, Sakura?) bersama dengan bunga seruni, merupakan bunga nasional Jepang yang mekar pada musim semi, yaitu sekitar awal April hingga akhir April.

Sakura dapat terlihat di mana-mana di Jepang, diperlihatkan dalam beraneka ragam barang-barang konsumen, termasuk kimono, alat-alat tulis, dan peralatan dapur. Bagi orang Jepang, sakura merupakan simbol penting, yang kerap kali diasosiasikan dengan perempuan, kehidupan, kematian, serta juga merupakan simbol untuk mengeksperesikan ikatan antarmanusia, keberanian, kesedihan, dan kegembiraan. Sakura juga menjadi metafora untuk ciri-ciri kehidupan yang tidak kekal.


Ciri-Ciri Sakura
Ciri khas sakura jenis someiyoshino adalah bunganya yang lebih dahulu mekar sebelum daun-daunnya mulai keluar. Puluhan, ratusan, bahkan ribuan batang pohon yang berada di lokasi yang sama, bunganya mulai mekar secara serentak dan rontok satu per satu pada saat yang hampir bersamaan.Bunga sakura jenis someiyoshino hanya dapat bertahan kurang lebih 7 sampai 10 hari dihitung mulai dari kuncup bunga terbuka hingga bunga mulai rontok. Rontoknya bunga sakura tergantung pada keadaan cuaca dan sering dipercepat oleh hujan lebat dan angin kencang. Beberapa jenis burung dikenal suka memakan bagian bunga yang berasa manis, sedangkan burung merpati memakan seluruh bagian bunga.Kesempatan langka piknik beramai-ramai di bawah pohon sakura untuk menikmati mekarnya bunga sakura disebut hanami (ohanami). Saat melakukan hanami adalah ketika semua pohon sakura yang ada di suatu tempat bunganya sudah mekar semua.
Di Jepang terdapat standar untuk menyampaikan informasi tingkat mekar bunga sakura, mulai dari terbukanya kuncup bunga (kaika), mekarnya 10% dari kuncup bunga yang ada di pohon (ichibuzaki) sampai bunga mekar seluruhnya (mankai). Bunga yang rontok segera digantikan dengan keluarnya daun-daun muda. Pohon sakura yang bunganya mulai rontok dan mulai tumbuh daun-daun muda sebanyak 10% disebut ichibu hazakura. Sementara itu, pohon sakura yang semua bunga sudah rontok dan hanya mempunyai daun-daun muda disebut hazakura (sakura daun).Bunga dari pohon jenis yamazakura mekar lebih lambat dibandingkan jenis someiyoshino dan bunganya mekar bersamaan dengan keluarnya daun-daun muda.

Rabu, 19 November 2008

Extravaganza gak boleh tayang.......???

Pemantauan yang dilakukan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat sepanjang bulan Mei 2008, kembali menemukan empat tayangan bermasalah. Satu di antaranya, Extravaganza (Trans TV), mendapat teguran terakhir.Bila Trans TV tak segera memperbaiki tayangan tersebut, maka KPI akan menghentikan tayangan tersebut.
Koordinator Bidang Isi Siaran KPI Pusat Yazirwan Uzun mengatakan, tiga tayangan lain selain Extravaganza yang bermasalah adalah Ngelenong Nyok (Trans TV), One Piece (Global TV), dan Suami-suami Takut Istri (Trans TV). "KPI Pusat melakukan pemantauan terhadap 285 tayangan anak (episode) dari 92 judul pada sembilan stasiun televisi, yaitu Indosiar, SCTV, TPI, RCTI, Global TV, ANTV, TVRI, Trans TV, Trans7. Program yang dievaluasi adalah program yang tayang pada 1-13 Mei 2008," kata Yazirwan Uyun, Senin (7/7) di Jakarta.
Dia menjelaskan, suatu tayangan dinilai bermasalah apabila mengandung unsur kekerasan (fisik dan psikologis) baik dalam bentuk tindakan verbal maupun nonverbal, pelecehan terhadap kelompok masyarakat maupun individual, tidak melindungi kepentingan anak-anak, remaja dan perempuan, serta tidak sesuai dengan norma-norma kesopanan dan kesusilaan.
Penetapan ini, menurut Yazirwan Uyun, didasarkan atas hasil evaluasi tim panelis yang diketuai Arief Rahman, Dedy Nur Dihayat, Seto Mulyadi, Nina Armando, Bobby Guntarto. dan RazainiTaher serta dibantu 11 orang analis setelah melalui forum rapat dengan komisioner KPI Pusat. Empat tayangan itu tidak sesuai dengan aturan yang ada dalam UU No 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, khususnya pasal 36 ayat (1), (3), dan pasal 36 ayat (6). Juga tidak sesuai dengan Standar Program Siaran 2007 pasal II ayat (1), Pasal 12 ayat (1) dan (2), Pasal 13 ayat (1) dan Pasal 17, 18, 29, dan pasal 63.
Yazirwan menjelaskan, Extravaganza dinilai bermasalah karena mengandung muatan yang vulgar, menyiratkan seks, menampilkan adegan yang melecehkan perempuan. Tidak memperhatikan norma kesopanan dan kesusilaan dan tidak mencantumkan kualifikasi acara. Ngelenong Nyok, juga dinilai banyak mengandung muatan yang vulgar atau mesum. Cukup banyak menampilkan adegan yang melecehkan orang lain, terutama kelompok dengan ukuran/bentuk fisik di luar normal. Tidak memperhatikan norma kesopanan dan kesusilaaan, tidak menampilkan klasifikasi usia.
Tayangan One Piece, menampilkan kekerasan secara ekspresif dan seringkali disertai darah yang terlihat jelas akibat kekerasan tersebut. Karakter-karakter perempuan yang ditampilkan banyak yang berpenampilan sensual. Menampilkan adegan yang meng-close up bagian-bagian tubuh tertentu dari perempuan. Juga tidak menampilkan klasifikasi acara. Sedangkan tayangan Suami-suami Takut Istri, banyak mengangkat tema dewasa/seputar kehidupan suami istri yang tidak pantas ditampilkan pada jam tayang petang, saat anak-anak masih menonton